Minggu, 11 Maret 2012

Komputasi awan (Cloud Computing) adalah di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna atau client seperti desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain. Cloud Computing (Komputasi awan) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis Internet (awan). Awan (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Komputasi awan (Cloud Computing) adalah suatu konsep umum tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas mencakup SaaS, Web 2.0 dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (di dalam awan) tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Sejarah Cloud Computing ” Jasmerah “, kata Bung Karno, yang artinya yaitu jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dunia computer yang pertumbuhan dan perkembangannya secepat ini juga merupakan salah satu hasil riset para ilmuwan jaman dulu. Cloud computing sendiri dimulai ketika pada tahun 1960 seorang ilmuwan komputer John McCarthy menulis sebuah artikel berjudul “computation may someday be organized as a public utility.” Dan pada awal tahun 1990-an, muncul sebuah ide bahwa nantinya konsep komputer itu menjadi grid computing, maksudnya adalah bahwa komputer itu akan menjadi seperti listrik, dimana itu merupakan suatu kebutuhan, dan masyarakat bisa mengakses komputer seperti kita berlangganan listrik dari PLN. Ya, akses komputer akan menjadi fasilitas yang disediakan untuk pubilc. John McCarthy Cloud computing dipicu pertama kali ketika menculnya konsep Web 2.0, dimana user bisa saling berinteraksi. Ya, hal ini memungkinkan karena bandwith yang bisa digunakan oleh masyarakat sudah semakin besar. Dan hal ini menjadi sebuah peluang oleh developer untuk membuat suatu sistem komputasi yang terdistribusi secara masal. Diawali oleh kemunculan situs www.salesforce.com pada awal 1999 yang menyediakan aplikasi enterprise melalui sebuah web yang sangat simple, user menggunakan sistem langganan untuk bisa mengakses aplikasi di salesforce.com ini, dan sekarang sistem seperti ini dikenal sebagai SaaS (Software as a Service) yaitu aplikasi itu sebagai sebuah layanan. Kemudian dilanjutkan dengan masuknya Amazon (perusahaan toko buku online) yang mulai mengembangkan sistem infrastruktur komputasi yang disebut sebagai Amazon Web Service pada tahun 2002, dimana amazon menyediakan storage, computation dan human intelligence melalui Amazon Mechanical Turk. Pada tahun 2006, amazon mengenalkan Amazon’s Elastic Compute cloud (EC2) sebagai commercial web service yang menyediakan akses cloud kepada perusahaan dan individu untuk menyewa komputer storage yang bisa digunakan sebagai platform pengembangan aplikasi secara online, inilah awal dari IaaS, yaitu perusahaan yang menyediakan infrastruktur sebagai sebuah layanan. Pada tahun 2006, Google juga mulai mengenalkan Google Apps, yaitu platform SaaS yang bisa langsung dirasakan oleh end user. Ya, salah satu produknya adalah aplikasi gmail dan google docs, yang saya yakin anda pernah menggunakannya. Pada tahun 2009 raksasa perusahaan software Microsoft juga mulai memasuki dunia komputasi awan ini, dengan meluncurkan Windows Azzure. Setelah itu, banyak perusahaan komputer yang ikut mengembangkan platform cloud, seperti IBM, Apple, HP, Fujitsu, Dell, Teradata dan yang lainnya. Perkembangan Cloud di Indonesia Di Indonesia sendiri, perusahaan-perusahaan lokal juga tidak mau ketinggalan untuk bisa masuk dalam ranah komputasi awan ini. Ada biznet sebagai perusahaan ISP ternama yang sudah malang melintang untuk pasar corporate, biznet meluncurkan salah satu layanan cloud yang disebut sebagai Biznet Cloud pada 25 Oktober 2010. Selain biznet, Telkom juga berinovasi dengan mengembangkan infrastruktur untuk cloud computing yang disebut sebagai TelkomCloud pada 18 Mei 2010. Kedua perusahaan tersebut menawarkan solusi IaaS dan PaaS. Untuk software, Jusfilin.com merupakan solusi SaaS pertama di Indonesia yang khusus di rancang sebagai aplikasi akuntansi berbasiskan komputasi awan. Jusfilin sendiri dikenalkan ke publik pada tanggal 29 April 2011, dan merupakan salah satu produk pengembangan dari PT. PT Prosperita Sistem Indonesia yang juga merupakan partner resmi antivirus ESET NOD32. Selain justfilin, ada juga amplop.in dan ngaturduit.com yang kedua-duanya merupakan aplikasi pengatur keuangan pribadi berbasiskan cloud. Ke depan saya yakin akan banyak perusahaan yang masuk ke ranah cloud computing ini, karena dari sisi bisnis pun sangat menguntungkan, selain itu, dengan membaiknya distribusi bandwith di Indonesia maka ini akan menjadi faktor penentu kesuksesan teknologi cloud computing di Indonesia. Kelebihan dan Kekurangan Cloud Computing (Komputasi Awan) Sistem komputasi awan kini masih menjadi pro dan kontra hal ini tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan pada sistem komputasi awan. Berikut sedikit ulasan mengenai kelebihan dan kekurangan komputasi awan. Kelebihan Yang paling menonjol dari komputasi awan adalah kemudahan akses. Untuk mengerjakan suatu pekerjaan kita tidak mesti berada dihadapan satu komputer yang sama. Misal, sobat diberi tugas oleh atasan untuk membuat sebuah bahan presentasi dengan format aplikasi power point, karena pada komputer sobat tidak ada aplikasi power point-nya maka sobat bisa membuatnya di Google docs ataupun di Skydrive-nya Windows Live. Cukup koneksi ke internet login ke akun google atau windows live sobat, maka sobatpun sudah bisa membuat bahan presentasi secara online. Fleksibilitas, seperti contoh diatas, bahan presentasi yang kita buat tidak perlu kita simpan di hardisk yang akan memakan ruang space atau mungkin dimasukan ke flashdisk. Dimanapun sobat berada atau kemanapun sobat bepergian file-file tersebut bisa dibuka dimana saja selama ada koneksi internet. Andaikata sobat akan pergi ke perusahaan cabang sobat, sobat tidak perlu lagi repot-repot membawa laptop ke cabang perusahaan sobat, karena semua file-file tersimpat diawan. Penghematan adalah kelebihan lain dari komputasi awan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan besar. Dengan adanya sistem komputasi awan memungkinkan perusahaan untuk mengurangi infrastruktur komputer yang memerlukan biaya pengadaan dan perawatan cukup besar, hal ini juga berarti staf IT yang diperlukan tidak terlalu banyak, dan staf IT yang ada tidak terlalu berurusan dengan update, konfigurasi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan komputasi. Dengan adanya komputasi awan, kita juga tidak dihadapkan dengan beban biaya untuk membayar lisensi atas software-software yang kita instal dan kita gunakan, karena semua software sudah bisa digunakan melalui komputasi awan. Kekurangan Hal yang paling wajib dalam komputasi awan adalah koneksi internet, internet bisa dibilang jalan satu-satunya jalan menuju komputasi awan, ketika tidak ada koneksi internet ditempat kita berada maka jangan harap bisa menggunakan sistem komputasi awan. Hal ini masih menjadi hambatan khsusnya bagi Indonesia, karena belum semua wilayah di tanah air terjangkau oleh akses internet, ditambah lagi sekalipun ada koneksinya belum stabil dan kurang memadai. Kerahasiaan dan keamanan adalah salah satu hal yang paling diragukan pada komputasi awan. Kok bisa ?, sangat bisa. Dengan menggunakan sistem komputasi awan berarti kita mempercayakan sepenuhnya atas keamanan dan kerahasiaan data-data kepada perusahaan penyedia server komputasi awan. Contoh paling sederhana adalah ketika sobat menyimpan foto-foto sobat di facebook dengan beberapa konfigurasi privasi yang diberikan kepada kita, maka selebihnya kita mempercayakan keamanan file-file tersebut kepada facebook. Andaikata foto-foto tersebut hilang kita tidak bisa menuntut karena kita memanfaatkan jasa trsebut secara cuma-cuma alias gratis. Saat ini sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan penyedia sewa hosting (server) penyimpanan file semisal 4shared, Indowebster, Ziddu, dan lain-lain, ada yang gratis dan juga yang berbayar. Kualitas server komputasi awan adalah salah satu pertimbangan terpenting sebelum kita memutuskan untuk menyediakan jasa penyedia server komputasi awan. Bukan tidak mungkin kita akan dirugikan ketik server tempat dimana kita menyimpan file atau akses program sewaktu-waktu akan down atau berperforma buruk, alih-alih kita semakin dimudahkan dengan komputasi awan justru kita malah dirugikan karena kualitas server yang buruk.

Media Penyimpanan Optik

PENYIMPANAN DATA MENGGUNAKAN MEDIA OPTIK Penyimpanan data atau dokumen dengan menggunakan media optik (optical storage) pada prinsipnya adalah memanfaatkan suatu sinar laser berkekuatan tinggi untuk menuliskan data pada disk atau tape, dengan membakar lobang-lobang microscopic , yang dinamai pits pada permukaannya. Data kemudian dibaca dengan suatu sinar laser berkekuatan rendah. Cara yang sama dipakai dalam menginterpretasikan informasi pada kertas-kertas dan kartu dengan menggunakan refleksi cahaya atau sinar untuk mendeteksi ada tidaknya sebuah lobang (McDonell, 1993 : 7-10). Dengan teknologi tersebut, penyimpanan data dengan menggunakan media optik menjadi populer karena dipandang efektif dan efisien. Optical storage dapat menjadi suatu alternatif pembiayaan yang efektif untuk semua jenis data. (Koulopoulos, 1995 : 129). Untuk data yang volumenya besar, penyimpanan dengan menggunakan media optik jauh lebih ekonomis jika dibandingkan dengan penyimpanan pada media magnetik. Selain pertimbangan biaya, faktor kapasitas simpan, kenyamanan, dan kecepatan akses menjadi alasan yang tepat untuk menggunakan media optik sebagai penyimpan data. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh media optik tersebut, mengakibatkan pengembangan media ini terus dilakukan dengan munculnya berbagai tipe media optik. Pada dasarnya ada 3 (tiga) tipe dari optical storage yaitu prerecorded, writetable dan rewriteable.(McDonell, 1995 : 8). Prerecorde optical storage sering juga disebut dengan nama CD-ROM (Compact Disk-Read Only Memory), yang biasanya digunakan untuk pendistribusian informasi dari database yang besar. Writetable optical storage sering disebut dengan nama WORM (Write Once Read Many). Sedangkan rewriteable optical storage sering disebut dengan magneto optical (MO) atau erasable. 1. CD-ROM Dewasa ini compact disk (CD) banyak dipakai untuk media penyimpanan data. CD yang dipakai untuk menyimpan data yang sifatnya read only atau hanya dapat dibaca, namanya dikenal dengan CD-ROM. Pada umumnya produk-produk CD-ROM merupakan suatu pangkalan data (database), yang pengoperasiannya memerlukan paling sedikit seperangkat personal komputer dengan hard disk, CD drive, dan printer bila diperlukan. Data yang disimpan pada CD-ROM dapat berupa teks, grafik, gambar dan sebagainya. CD-ROM sesuai untuk menyimpan informasi yang sifatnya statis seperti arsip, kamus, ensiklopedia dan sebagainya. Sebagai media penyimpan data, CD-ROM memiliki sejumlah keunggulan. Phiri (1993) mengemukakan ada sejumlah keunggulan yang dimiliki oleh CDROM, antara lain : a) kapasitas penyimpanan yang besar, b) tahan lama, c) bentuknya telah distandarisasi secara internasional, sehingga dapat mempergunakan peralatan yang sudah standar, d) penelusuran dapat dilakukan pada jaringan maupun in-house, e) bersifat user friendly, f) informasi yang diinginkan dapat di-download ke dalam media magnetik. Sebagai contoh, CD-ROM dengan ukuran 600 Megabyte (600 MB Compact Disk) mempunyai kecepatan akses 300 ms. CD-Rom ini dapat menyimpan 200.000 halaman teks, 90 menit (1,5 jam) digital audio, 70 menit digital MPEG video, 20 full color JPEG hi-ress pictures, dan 19.000 scanned images atau sekitar 7 laci file kabinet. Keunggulan lain dari CD-ROM ialah mudah digunakan, memiliki daya tahan yang kuat dan usia sangat lama yaitu dapat bertahan sampai 50 tahun. Selain dapat diakses pada komputer stand alone, CD-ROM juga dapat diakses oleh beberapa komputer (multi user) secara online dalam suatu jaringan. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan juke box yaitu berupa media penyimpanan optik yang dapat menyimpan beberapa CD, dimana CD tersebut dapat diakses secara bersama oleh beberapa komputer. Pemanfaatan beberapa CD tersebut bisa dilakukan secara serentak, karena juke box menggunakan teknologi robotik untuk pengaturannya. Dengan menggunakan jux box tersebut, maka terjadi proses temu kembali dan penyimpanan yang semakin efektif dan efisien. Misalnya, sebuah juke box yang dapat menyimpan 16 optical disk, itu berarti dapat menyimpan teks sebanyak 512 laci file cabinet, atau 1.024.000 halaman kertas ukuran A4. Karena 1 (satu) optical disk bisa memuat teks sebanyak 32 laci file cabinet atau sekitar 64.000 halaman kertas ukuran A4. 2. WORM Teknologi penyimpanan WORM (Write Once Read Many) mirip dengan teknologi CD-ROM. WORM menawarkan atau memberikan hanya sekali penulisan data (write once), sedangkan data yang tersimpan bisa dibaca atau ditemukan kembali berkali-kali (read many). Suatu cantuman yang berupa data original tidak bisa dimodifikasi, tetapi dapat di-updated dengan menulis sebuah file baru di tempat lain pada disk (multiple write session), dan kedua file tersebut dapat dihubungkan atau digabungkan melalui sebuah pointer software. Ketika operasi pembacaan atau pencarian data dilakukan, file baru yang di-updated tersebut akan terpanggil (terambil), meskipun file asli masih ada. Pada mulanya WORM digunakan sebagai alternatif media penyimpanan yang dipandang jauh lebih efektif terutama dalam hal pembiayaan jika dibanding dengan media magnetik. Akan tetapi setelah munculnya teknologi penyimpanan data yang sifatnya erasable atau rewritable, penggunaan dan pertumbuhan media WORM dalam penyimpanan data semakin kecil. Namun demikian, karena data yang terekam pada WORM tidak bisa dihapus, maka media ini sangat tepat digunakan untuk menyimpan data yang sifatnya statis. Oleh karena itu, WORM banyak digunakan untuk menyimpan data arsip, dan informasi lain yang sifatnya sensitif, yang mempunyai aspek legal atau aspek hukum. Untuk menyimpan dan membaca data pada WORM diaplikasikan berbagai teknologi. Teknologi WORM menggunakan beragam teknologi, dimana masing-masing teknologi menyebabkan cacat atau bekas yang permanen pada permukaan disk. Cacat atau bekas tersebut dapat berbentuk sebuah lobang (pit), gelembung (bubble), campuran logam (alloy), atau perubahan dalam media yang sesungguhnya yang tidak dapat dikembalikan. Untuk memanggil kembali informasi, digunakan sinar laser dengan intensitas rendah. Cahaya yang dipantulkan dari permukaan disk diukur. Cacat atau bekas yang ada pada permukaan disk akan menyebarkan cahaya secara terpencar, dan bagian permukaan yang tidak cacat atau berbekas akan memantulkan kembali cahaya tersebut. Cacat atau bekas pada permukaan disk tersebut diinterpretasikan sebagai suatu bilangan binair 1 atau 0, tergantung kepada perusahaan pembuatnya. 3. MAGNETO OPTICAL Magneto optical adalah media penyimpanan yang sifatnya rewritable atau kadang-kadang disebut erasable. Rewritable adalah bentuk terbaru dalam penyimpanan optik. Penyimpanan optik yang rewritable mempunyai kemampuan membaca dan menulis yang sama dengan media magnetik, dengan kemampuan tambahan atau nilai tambah dalam kapasitas penyimpanan yang sangat besar. Teknologi optik rewritable yang paling banyak digunakan adalah magneto optical disingkat MO (McDonell, 1993 : 9). Magneto optical adalah suatu bentuk perekaman magnetik yang didukung secara optik dengan menggunakan laser untuk memanasi bagian-bagian tertentu dari permukaan piringan. Bagian-bagian ini ketika dipanasi mudah tersinggung kepada magnet dan selanjutnya dapat digunakan untuk merekam data. Ketika temperatur kembali ke keadaan normal, bagian-bagian yang telah dipanasi tersebut akan menjadi resistant terhadap magnet, kemudian membuat data yang terekam menjadi lebih stabil dibandingkan dengan media magnetik yang lain. Penyimpanan data pada media magneto optical adalah menggunakan penggabungan teknologi magnetik dan optik (Bradley,1989 : 56). Media ini mempunyai sejumlah keunggulan dibanding dengan media penyimpanan lainnya. Karena media ini bersifat rewritable atau erasable, sehingga peng-update-an, dan penghapusan data dapat dilakukan. Data yang ada bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan penyimpanan. Media ini sangat cocok digunakan untuk penyimpanan data yang sifatnya selalu berubah, misalnya di perpustakaan untuk menyimpan data katalog koleksi yang selalu bertambah. Karena sifat media ini yang dinamis, maka penambahan data pada file yang sama dapat dilakukan dengan saling menyambung. Selain itu, media ini mempunyai daya tahan yang kuat dan memiliki kapasitas simpan yang sangat besar. Media ini dinyatakan sebagai media yang kuat karena biasanya memiliki cartidge yang fungsinya untuk melindungi disk, sehingga tidak mudah tergores atau rusak. Berbeda halnya dengan CD-ROM yang tidak mempunyai cartidge, karena bentuknya terbuka sehingga sangat memungkinkan mudah tergores atau rusak. Sebagai contoh, Magneto Optical Cartidge dengan ukuran 2.6 GygaByte (2.6 GB Magneto Optical Cartidge) mempunyai kecepatan akses 20 ms. Media ini dapat menyimpan data sampai 1.500.000 halaman teks, 380 menit digital audio, 300 menit digital MPEG video, 90 full color JPEG hi-res picture, dan sampai 90.000 scanned pages atau sekitar 32 laci file cabinet (drawers). Media ini mudah digunakan, dinamis dan bisa tahan sampai usia 150 tahun. 4. DIGITAL LINEAR TAPE (DLT) Pendekatan lain yang dilakukan untuk penyimpanan data dalam skala besar ialah menggunakan digital linear tape (DLT). Media ini sangat populer digunakan dalam penyimpanan data di perpustakaan digital. Beberapa keunggulan media ini ialah kapasitas simpannya yang sangat besar, sifatnya yang dinamis, mudah digunakan, dan harganya murah. Kecepatan akses media ini memang masih di bawah kecepatan akses compact disc (CD), namun masih lebih cepat jika dibandingkan dengan kecepatan akses pada media magneto optical. Akan tetapi daya tahan atau usia media ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan compact disc (CD) dan magneto-optical (MO).Digital linear tape ini hanya memiliki daya tahan kira-kira sampai 5 (tahun), sedangkan compact disc (CD) dapat tahan sampai 50 tahun, dan magneto optical dapat tahan sampai usia 150 tahun. Sebagai contoh, 40 GB Digital Linear Tape memiliki kecepatan akses 30 ms (30 ms access time), jauh lebih cepat dibanding dengan 2.6 GB magneto-optical catridge yang hanya memiliki kecepatan akses 20 ms (20 ms access time). Media digital linear tape ukuran 40 GB ini mampu menyimpan data sampai 23.500.000 halaman teks, 5800 menit digital audio, 4600 menit MPEG video, 1500 full color JPEG hi-res pictures, dan sekitar 1.400.000 scanned pages atau kira-kira 500 laci file cabinet halaman teks. Harganya murah, sekitar $200 atau sekitar $ 0,005 per MB. Dengan kapasitas simpan yang sangat besar dan kecepatan aksesnya, menjadikan media ini populer digunakan dalam perpustakaan digital yaitu perpustakaan yang semua koleksinya terdiri dari dokumen digital.   Perbedaan antara media penyimpanan elektronik, optik, dan magnetik Media Simpan"
#Non-elektronik: Media yang tidak memerlukan perangkat elektronik jika hendak membuka atau mengambil data.. contoh: buku catatan #Elektronik:Media yang memerlukan perangkat elektronik jika hendak membuka atau mengambil data.. Magnetik,ialah perangkat komputer yang berbentuk cakram/piringan tipis dengan lapisan magnetik sebagai tempat disimpannya data digital,, contoh: floppy disk, hardisk Optik,ialah berupa piringan yang terdiri dari lapisan plastik untuk menyimpan data digital,, contoh: CD-ROM Sejarah Media Penyimpanan Optik Meskipun penelitian ke penyimpanan data optik telah berlangsung selama beberapa dekade, sistem populer pertama adalah Compact Disc, yang diperkenalkan pada tahun 1982, disesuaikan dengan penyimpanan data (dalam CD-ROM format) dengan tahun 1985 Buku Kuning, dan kembali diadaptasi menjadi yang pertama pasar massal media penyimpanan optik dengan CD-R dan CD-RW pada tahun 1988. Compact Disc masih de facto standar untuk rekaman audio, meskipun tempat untuk rekaman multimedia lainnya dan penyimpanan data optik yang sebagian besar telah digantikan oleh DVD. DVD (awalnya merupakan singkatan dari "Digital Video Disc", kemudian backronymed sebagai "Digital Versatile Disc" dan secara resmi hanya "DVD") adalah penerus pasar massal ke CD. DVD didorong keluar pada tahun 1996, sekali lagi pada awalnya untuk video dan audio. DVD recordable format dikembangkan beberapa waktu kemudian: DVD-R pada akhir 1997 dan DVD + R pada 2002. DVD Walaupun pada awalnya dimaksudkan untuk mencegah perang format pada kenyataannya seorang pun muncul di antara kedua format. Itu diselesaikan dengan baik Namun yang masih hidup: DVD-R mendominasi untuk stand-alone DVD recorder dan pemain, dan (untuk komputer) kebanyakan perangkat DVD yang direkayasa sebagai format ganda, agar kompatibel dengan keduanya. Seperti tahun 2007 DVD standar de facto untuk pra-direkam film, dan penyimpanan data yang populer di luar kapasitas CD. Dengan perkembangan televisi definisi tinggi, dan popularisasi broadband dan digital film penyimpanan, pengembangan format lebih lanjut terjadi, sekali lagi menimbulkan dua kubu: HD DVD dan Blu-ray Disc, didasarkan pada beralih dari merah ke biru - violet rekayasa laser dan toleransi lebih ketat. Seperti tahun 2007 [update] keduanya memiliki rilis signifikan dalam film direkam pra-sektor, tetapi mereka masih hanya memulai roll out mereka untuk penyimpanan data dan lebih umum digunakan, dan belum membuat sedikit dampak pada pasar global untuk penyimpanan data . Setelah menderita sejumlah kerugian yang signifikan untuk Blu-ray, Toshiba mengumumkan penarikan mereka dari HD DVD pada 19 Februari, 2008. Seperti tahun 2007 [update], pembangunan masa depan melampaui HD DVD dan Blu-ray Disc tampaknya didasarkan pada satu atau lebih teknologi berikut ini, semua dalam berbagai tahap perkembangan: * Penyimpanan data hologram. * 3D optical data storage. * Nearfield optik. * Solid pencelupan optik (memungkinkan yang sangat tinggi celah numerik). * Disc memanfaatkan panjang gelombang yang sangat pendek, seperti UV atausinar-X. * Seleksi layer disc (LS-R). * Multi-level teknologi. * Luang bentuk kompleks yang memungkinkan beberapa saluran untuk disimpan pada1lagu. * Gelombang multiplexing teknik